Theme Preview Rss

air terjun pos 7




Bosan dengan jalan-jalan ke pantai, bersama tiga teman kantor aku mengisi hari libur kemarin dengan jalan-jalan ke air terjun pos 7 di area cagar alam cyclop sentani. Setelah membeli bekal makan siang, dengan menggunakan tiga sepeda motor kami beriringan berangkat menuju sentani. Perjalanan dari Kotaraja ke Sentani ditempuh sekitar 45 menitan. Untuk menuju air terjun pos 7, dari jalan raya sentani belok ke jalan ifar, menuju arah bukit mac arthur. Sekitar 2 km dari jalan raya sentani, setelah melewati perkampungan akan ada pertigaan ke arah kiri. Dengan patokan pertigaan setelah empat buah jembatan yang akan dilalui dari pertigaan di jalan ifar, maka sampailah di lokasi dimana perjalanan akan dilanjutkan dengan tracking mengikuti jalan setapak menuju air terjun. Di sekitar jalan setapak itu terdapat beberapa rumah penduduk, di sanalah kami menitipkan motor kami.

baru juga beberapa menit, sudah minta berenti dan ganti kostum aja

entah ini pemberhentian yang keberapa, sampe badannya berasap pun si uda :D

Melalui jalan setapak yang cukup menanjak, perjalanan akan membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Meski jalur tracking membelah hutan ini teduh, tapi kondisi kami yang tak bugar bagai olahragawan membuat perjalanan ini diselingi dengan beberapa perberhentian untuk istirahat. Suara gemuruh air yang deras ternyata menipu, karena meski terdengar cukup keras, air terjun tak kunjung nampak juga. Di 7/8 perjalanan ini jalan setapak akan bersimpangan dengan genangan air yang mengalir tipis, dengan air yang sejuknya bukan main.

Begitu sampai di tepian aliran sungai, dengan tubuh yang telah basah dengan peluh, tak mungkin rasanya untuk menghindari godaan untuk segera menceburkan diri di air bening yang sejuk mengalir itu. Meski tingginya tak seberapa, namun air terjun pos 7 ini cukup populer buat warga lokal. Lokasinya yang sedikit terpencil membuat kondisinya masih alami dan sepi meski saat hari libur akan ada beberapa kelompok orang yang datang berkunjung.

model-model anita cemerlang

Puas berendam di aliran air yang dingin dan berfoto-foto di bawah air terjun, kami kembali turun menuju tempat anak-anak bermain air di aliran air terjun bagian bawah. Mengikuti apa yang anak-anak itu lakukan, kami pun mencoba memberanikan diri melompat terjun dari tebing batu ke air. Meski sempat ragu saat pertama mencoba, tapi kami tetap melakukannya berulang-ulang, karena ternyata sangat seru. kami tak berani meniru gaya anak-anak itu yang terjun dengan berbagai gaya, tapi cukup dengan lomcat dari tepi batu yang tingginya sekitar 5 meteran itu saja sudah membuat kami senang.

ini airnya sueger loh sodara-sodari
kalo gak ngliat anak-anak ini lompat mungkin kami jg gak berani

Saat matahari sudah lewat tengah hari, kami beranjak turun kembali, kali ini perjalanan lebih terasa ringan karena tak ada lagi tanjakan. Dengan hasil kulit punggung terbakar, ratusan kalori yang terbuang, dan keseruan bermain air, rofi merencakan akan sering berkunjung ke air terjun ini (ehm...gak yakin deh :D)

foto keluarga dulu sama obed, otis, darwin dan opilus


 

7 comments:

Re_Notxa said...

selalu suka alam Papua. keren ya? gak pada ketemu orang Wamena kah?

gerandis said...

@renotxa : alhamdulillah dua kali ke sini aman, sebenernya pengen ke kampwalker juga, tapi katanya sering ada yg malak, jdnya males

dansapar said...

kok g nyobain slow speed, ndis

gerandis said...

@dansapar : udah nyoba sih, hasilnya gak ok, timingnya ya gak pas, trus gak bawa tripod, tar deh klo ke sana lagi mo nyoba

Anonymous said...

aaaaaaaahhhh....
aaaaaaaaaahhhhh....
aaaaaahhhh...

*orgasme*
*lap iler*

titiw said...

Fotonya keren2 gilaaa! Di situ gak ada orang lain selain kamu & bocak2 ini? Udah gitu anak2 kecil itu looked very awesome! :D

gerandis said...

@titiw : iya pas pagi2 itu cuman ada kami, tp pas rada siang mulai ada beberapa pengunjung laen

Post a Comment