Theme Preview Rss

Day #2 - Bangkok


Hari kedua di Bangkok langsung diawali dengan perjalanan menuju chatucak weekend market atau biasa disebut dengan JJ market. Dari Shukumvit selain dengan menggunakan Sky Train, cara termudah lain untuk menuju Chatuchak adalah dengan MRT, karena stasiun BTS Asoke merupakan interchange dengan stasiun MRT Shukumvit . Sedikit berbeda dengan Sky Train, MRT tidak menggunakan tiket, tapi menggunakan token untuk akses masuk ke jalur kereta. Untuk menuju JJ market, jika menggunakan sky train maka stasiun yang dituju adalah Mo Chit, sedangkan jika menggunakan MRT stasiun paling dekat adalah Kamphaeng pet (bukan chatuchak), yang pintu keluarnya berada tepat di bagian tepi pasar. Tarif MRT dari stasiun Shukumvit menuju Stasiun Kamphaeng Pet sebesar 36 thb, mungkin karena jalur MRT lewat bawah tanah dan tidak melewati tempat-tempat penting di pusat kota, tarif MRT sedikit lebih murah disbanding dengan Sky Train.


Karena terlalu bersemangat pada pukul 08.00 GMT+7 kami sudah berada di JJ market. Niatan untuk memulai hari dengan sarapan di JJ market harus kami tunda, karena memang sebagian besar kios di pasar ini belum buka. Suasana yang masih sepi kami manfaatkan untuk mengelilingi pasar yang katanya memiliki ratusan kios ini. Dari hasil berkeliling kami menentukan barang apa dan area mana yang harus kami tuju berikutnya saat kios-kios telah mulai buka. Barang yang dijual di JJ market beraneka ragam, layaknya weekend market lainnya, mulai dari pakaian, fashion item, pernak-pernik hiasan rumah, souvenir khas Thailand, makanan, tanaman hias, dan juga hewan peliharaan. Untuk mempermudah pencarian, kami menggunakan patokan clock tower yang berada di tengah pasar, karena di sekitar menara itu juga terpampang peta pasar. Sekitar pukul 10.00 GMT+7 pasar telah mulai riuh, karena kios-kios telah mulai buka dan pengunjung mulai ramai berdatangan.



Area tujuan pertama kami adalah area fashion gaul yang berada di bagian pinggir pasar sekitar exit 2 dan 3. Area ini didominasi oleh kios semacam distro mini yang menjual berbagai pakaian dengan label dan gaya yang berbeda tiap kiosnya. Kalau soal harga, dengan kualitas yang sama, harga fashion item di JJ market jauh lebih murah daripada di bandung ataupun Jakarta. T-shirt dijual dengan harga sekitar 200an tbh, dan celana pendek chino dengan berbagai model, warna dan bahan dibanderol sekitar 350 tbh, itupun sebagian masih bisa ditawar. Sebelum menuju area berikutnya kami mampir makan di warung yang memajang lambang bulan bintang sebagai tanda bahwa warung tersebut menyediakan makanan halal. Seorang ibu-ibu dengan dandanan ala bisnis women Madura (berkerudung dan menor) tampak sebagai pengelola warung makan tersebut. Makanan yang disediakan warung di sektor 17 ini antara lain nasi goreng, pat thai, tom yum, nasi briyani, papaya salad, nasi campur dll. Nasi briyani dan es thai tea yang aku makan dihargai sebesar 110 thb, sedangkan tom yum seafood dan ice thai tea yang dipho makan dihargai 200an thb, cukup pricy dan diluar budget :D. Sebenarnya di area sekitar Chatuchak Plaza ada bagian kios makanan halal, tapi sampai kami selesai mengelilingi pasar belum banyak penjual yang sudah siap dengan dagangannya.


Kelar dengan brunch kami, Area berikutnya yang dituju adalah bagian timur laut clock tower yang terdapat banyak kios penjual souvenir khas Thailand. Selain souvenir Thailand, di area ini juga terdapat banyak penjual souvenir yang biasa dipakai untuk pernikahan dan juga kios-kios penjual hewan peliharaan. Setelah berkeliling membanding-bandingkan harga, akhirnya kami memilih untuk membeli beberapa souvenir di kios yang penjualnya bapak-bapak yang menyapa kami dengan bahasa Indonesia, pun harga yang dia tawarkan jauh lebih murah dari yang lain karena barang jualannya boleh ditawar (dengan bahasa Indonesia). Harga souvenir di jj market berkisar dari 100 thb utk 4 magnet kulkas, atau 4 dompet koin, atau 2 cermin bulat, atau 3 dompet besar. Tak terasa kami sudah beredar di JJ market selama sekitar 5 jam, pantesan kaki sudah mulai berasa cenut-cenut, dan tentengan sudah bertambah jadi kami memutuskan untuk mengakhiri penjelajahan di JJ market dan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan lainnya melalui stasiun BTS Mo Chit yang berada di seberang Chatuchak Park.


Dari Stasiun Mo Chit kami menggunakan Sky train menuju Stasiun Nasional Stadium dengan berganti kereta di Stasiun Siam. Tujuan kami adalah mengunjungi Jim Thompson House Museum yang berada tak jauh dari Stasiun National Stadium. Jim Thompson House Museum merupakan komplek rumah pribadi Jim Thompson, seorang pengusaha sutra Thailand yang juga seorang agen CIA. Meskipun bertiket 100 tbh, tempat ini layak untuk dikunjungi saat main ke Bangkok, karena dengan membayar tiket tersebut seorang pemandu akan membawa rombongan pengunjung untuk berkeliling komplek rumah dengan arsitektur khas Thailand. Komplek Jim Thompson House ini terdiri dari beberapa rumah kayu khas dari beberapa wilayah di Thailand. Saat tur berlangsung pemandu akan mengajak pengunjung masuk dan melihat ruangan-ruangan di dalam rumah utama dan menjelaskan fungsi tiap bagian beserta keunikan tiap-tiap furniture dan benda seni yang ada di dalamnya. Sayangnya selama mengikuti tur pesngunjung dilarang mengambil foto, padahal koleksi benda-benda seni dan interior rumah-rumah ini sangat menarik.


Saat hari telah beranjak sore, kami melipir ke Mall Siam Discovery yang ternyata jaraknya tak sejauh yang kami kira. Cukup dengan menyeberang melalui jembatan penghubung antara Stasiun National Stadium maka kami sudah berada di Mall yang ternyata berseberangan juga dengan Mall MBK. Selain untuk mengunjungi Madame Tussauds, tujuan kami mampir ke Siam Discovery adalah untuk mencari tempat sholat, namun sayang di Mall besar ini tak terdapat Prayer Room untuk muslim. Oleh petugas informasi kami disarankan untuk menuju Mall Siam Paragon yang letaknya tak jauh dari situ, cukup dengan berjalan kaki sekitar 200 meter melewati areal parkir, jika malas jalan, terdapat shuttle car yang mengantar jemput pengunjung Siam Discovery dan Siam Paragon. Prayer room di Siam Paragon terletak di lantai paling bawah, selantai di bawah supermarket. Berkat bantuan dari seorang mbak-mbak warga lokal yang baik hati kami berhasil menerjemahkan arahan dari ibu-ibu security dan menemukan Prayer Room tersebut. Di luar Prayer Room berjaga seorang satpam yang mewajibkan setiap pengunjung untuk mengisi buku kunjungan. Meski tampak jarang dikunjungi, tapi prayer room di Siam Paragon ini cukup bersih dan terawat. Selesai menunaikan kewajiban, kami kembali menuju Siam Discovery untuk mengunjungi patung-patung tokoh-tokoh idola kami.


Tiket Madame Tussauds sudah kami beli secara online sejak 3 minggu sebelumnya dengan harga 640 thb, diskon 20% dari harga normal. Jika membeli sebulan sebelum kunjungan tersedia tiket early visit dengan diskon 50% namun dengan waktu kunjungan sebelum pukul 10 siang. Saat kami masuk ke Madame Tussauds pengunjung di dalam masih cukup sepi, jadi kami masih bisa berfoto-foto dengan sesuka hati, namun sekitar 15 menit kemudian mulai muncul pengunjung lain yang membuat kami harus antri untuk berfoto. Selain para tokoh pemimpin dunia dan selebritis, di Madame Tussauds juga dipajang patung lilin tokoh-tokoh di bidang seni, olahraga bahkan tokoh kartun macam Doraemon. Pada venue-venue khusus seperti venue Presiden Obama, Johnny Depp dan Tom Cruise terdapat seorang petugas foto yang akan mengambil foto pengunjung di venue tersebut dan memberikan secarik kertas untuk ditukar dengan hasil cetak foto di Gift Shop pada bagian akhir kunjungan. Yang disayangkan dari Madam Tussauds adalah tak tersedianya penitipan barang, jadi kami harus menenteng barang belanjaan kami dari JJ market dan sedikit ribet saat akan berfoto. Tapi bisa dibilang mengunjungi madam tussaud cukup menyenangkan, lebih dari yang aku harapkan meski kami tak dapat berfoto dengan Beyonce yang hari itu tak dipajang.

Dari lantai 2 Siam Discovery kami menyusuri jembatan penghubung menuju Mall MBK di seberangnya untuk mencari makan malam di foodcourtnya. MBK merupakan salah satu mall yang telah berdiri lama di Bangkok, mirip dengan Lucky Plaza di Singapura, mall ini memiliki banyak stan yang menjual barang dan souvenir khas Bangkok. Di foodcourt lantai 5 terdapat 3 stan yang menjual makanan halal, yaitu penjual makanan ala Thailand Selatan, makanan timur tengah dan makanan vegetarian. Sistem pembelian di foodcourt ini dengan system voucher, pengunjung datang menukarkan uang dengan voucher di konter penukaran voucher dan menggunakannya sebagai alat pembayaran saat membeli makanan. Sisa voucher yang tidak digunakan dapat diuangkan kembali di konter refund. Malam itu menu makanan yang aku beli adalah nasi briyani dengan lauk ayam dengan harga 45 thb. Selesai makan malam kami berkeliling sebentar di dalam mall lalu kembali keluar mall melalui jembatan yang sama menuju stasiun BTS National Stadium untuk pulang ke hotel. Hari yang cukup melelahkan tapi memuaskan, sampai jumpa JJ Market, tunggu kami datang kembali tahun depan.

 

 

Day #1 – Bangkok


Sawadee Kaaaaap

Perjalanan hore-horeku kali ini mengambil destinasi di dua negara, Thailand dan Malaysia. Selama sekitar 8 hari aku dan temenku, dipho, bakalan menghabiskan waktu di Bangkok, Phuket, Phi Phi, Krabi dan Penang. Selama itu otomatis kami akan berpindah-pindah penginapan dan menggunakan berbagai angkutan transportasi. Dan mulai dari tulisan ini, aku akan membuat catatan atas perjalanan kami (kalo gak males :p). 

Pesawat air asia dari Surabaya yang kami tumpangi mendarat di Bandara Don Muaeng Bangkok sekitar pukul 19.00 (GMT+7) setelah menempuh penerbangan sekitar 4 jam. Saat kami membeli tiket pada Februari lalu, kami masih dijadwalkan untuk mendarat di Bandara Swarnabhumi, tapi sejak awal Oktober air asia memindahkan sebagian penerbangannya ke Don Muaeng, jadi kami tak bisa merasakan mendarat di Bandara Swarnabhumi yg katanya jauh lebih megah dari Bandara Soekarna Hatta. Meski Don Muaeng merupakan bandara lama, namun kondisinya masih cukup ok dan akses untuk menuju pusat kota Bangkok pun masih cukup mudah. Karena kami hanya membawa uang bath denggan nominal 1000-an, makasebelum keluar bandara kami memecahnya dengan membeli makanan di stall makanan di dekat escalator menuju area keberangkatan. Saat kami berada di Don Muaeng kali berikutnya, ternyata di area keberangkatan- lantai 2, terdapat lebih banyak kios-kios penjual makanan dan 7/11.


Untuk menuju pusat kota Bangkok, dari Don Muaeng terdapat beberapa alternativ, selain taxi ada pula kereta dan bis. Taxi menuju kota dipatok harga sekitar 300 tbh, itupun masih ditambah dengan antrian yang panjang untuk menunggu taxi, karena bis menawarkan tarif termurah, tentu kami lebih memilih menggunkan bis. Bis menuju kota bisa ditunggu di halte di jalan raya di luar bandara. Cukup dengan mengikuti petunjuk menuju bus terminal, kemudian berjalan menuju jalan raya di luar bandara maka akan terlihat halte untuk menunggu bis dengan berbagai jurusan. Karena kurang yakin kami bertanya pada seorang bapak-bapak berseragam yang meski dengan bahasa inggris patah-patah dia memberi tahu dengan ramah di mana kami bisa menunggu bis dan sekaligus menunjukkan nomor bis untuk menuju kota. Tak berapa lama menunggu kami pun telah berada di dalam bis nomor 29 yang entah menuju mana karena tulisan di luarnya keriting. Seorang ibu-ibu kondektur dengan tabung kecrekan menghampiri kami, dengan bahasa isyarat dia menanyakan tujuan dan menunjukkan tarif yang harus kami bayar. Kami turun di Stasiun sky train (BTS) Mo Chit dengan tarif sebesar 16 thb. Sebagai bukti pembayaran kami menerima selembar kertas tiket dari kondektur, dan harus kami simpan untuk kemudian dicek oleh seorang petugas. Lama perjalanan dari Don Muaeng munuju Mo Chit sekitar 30 menit.


Dari Mo Chit kami berganti transportasi menggunakan Sky Train menuju daerah Shukumvit. Sebelum memencet-mencet mesin penjual tiket sky train, kami menukarkan uang kami menjadi pecahan 10 thb pada petugas di konter penukaran uang di seberang mesin. Tarif dari bts mo chit ke asoke (shukumvit) yg tertera gambar di samping mesin adalah sebesar 40 thb. Setelah memencet tombol sesuai dengan tariff tempat tujuan, memasukkan koin sesuai tariff, maka keluarlah sebuah kartu yg dipakai untuk masuk dan keluar gate. Tak sampai 5 menit, sky train yg akan mengantar kami menuju Shukumvit telah datang. Saat kami tiba di stasiun Asoke di Shukumvit 20 menit kemudian, kami sedikit bingung mencari exit terdekat dengan penginapan kami, tune hotel. Saat kami bertanya pada seorang ibu warga lokal, yang ternyata seorang ekspat jepang, dengan ramahnya dia langsung membuka google map di gadgetnya dan mengantarkan kami sampai di pintu keluar stasiun untuk menuju hotel. Keramahan dan kebaikan warga Thailand yang kami jumpai malam itu sungguh berkesan. Tune hotel ashoke yang kami tinggali selama di Bangkok terletak tak jauh dari stasiun BTS dan MRT, hanya sekitar 200 m, sehingga mempermudah akses kami selama di Bangkok.


Karena belum makan malam, setelah selesai check in dan menaruh barang di kamar kami berjalan kembali ke arah stasiun BTS dan mencari makanan halal di sekitar situ. Akhirnya kami menemukan kedai mie rebus ayam di depan 7/11 (tanpa tempat nongkrong alay) di jalanan samping Hotel Westin. Meski tak memajang tulisan halal, namun sang penjual memastikan kalau makanan yg dijualnya bebas babi. Mie rebus ayam yang dijual seharga 45 thb mirip dengan kwetiau rebus dengan ekstra kecap asin dan daun ketumbar yg beraroma kuat dan asam. Meski harga makanan di Thailand cukup murah, namun air minum cukup mahal, harga air mineral 750ml dijual seharga 7 thb dan 14 thb untuk yg 1,5 l. Selesai makan malam dan belanja di 7/11, kami kembali ke hotel untuk menyiapkan kondisi untuk menjelajah chatuchak weekend market esok hari.

Sawadee Kaaap (bisanya cuman ini doing :P)

 

let the holiday begin

Akhirnya, planning yang udah dibikin dari februari lalu bakalan dieksekusi hari ini. Gara-gara racun dari temenku akhirnya aku mau juga diajak pergi ke Thailand dan Penang. Selamat datang Holiday!

4 tahun

Kemarin lusa, tanggal 5 November 2012 tepat sudah empat tahun aku tinggal di Jayapura.
Hari ini karena baru inget dan sempet, aku repost aja foto pertamaku di Jayapura, karena emang cuman satu ini aja foto pas pertama landingnya.