Theme Preview Rss

#jogjahore #2



Seperti yang telah direncanakan sebelum ada kepastian buat berangkat ke Jogja, aku akan menyempatkan waktu untuk mengunjungi Candi Prambanan pada weekend kemarin. Meski sudah pernah tinggal di jogja sekitar 3 bulan pada Tahun 2008 lalu, tapi belum sekalipun aku melihat keindahan candi hindu ini dari jarak dekat. Berangkat dari balai diklat di sekitaran Jl. HOS Cokroaminoto, perjalanan menuju Candi Prambanan dengan menggunakan jasa TransJogja ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam. Alasan memilih TransJogja adalah aksesnya yang cukup mudah, dan pastinya sangat murah, hanya dengan 3 ribu rupiah aku bisa menempuh puluhan kilometer perjalanan yg bakalan jadi berkali lipat tarifnya jika menggunakan jasa taxi.

Komplek Candi Prambanan yang cukup luas memang paling cocok untuk dikunjungi pada pagi atau sore hari, selain matahari cukup teduh, langit juga berwarna cantik jika difoto pada saat-saat itu. Mengingat cuaca Yogyakarta yang hampir tiap sore diwarnai awan dan hujan, pilihan untuk mengunjungi Candi Prambanan pada pagi hari adalah yang terbaik, ditambah saat pagi pengunjung belum mulai datang menyemut. Dari terminal Prambanan, jarak menuju candi masih sekitar 200 meter. Untuk menjaga cadangan energi ada banyak jasa ojeg yang menawarkan tarif 5 ribu rupiah dan bentor dengan tarif 10 ribu rupiah untuk mengantar ke gerbang loket pembelian karcis masuk Candi Prambanan.


Tiket masuk Candi Prambanan dihargai sebesar 30 ribu rupiah, jika ditambah dengan paket Candi Ratu Boko akan dikenai biaya ekstra 15 ribu rupiah. Di dalam komplek Candi Prambanan terdapat beberapa situs candi, yaitu situs Candi Siwa, yang merupakan bangunan candi Hindu yang paling besar yang dapat terlihat dari luar area, Candi Bubrah, Candi Lumbung, dan Candi Sewu yang merupakan candi Budha. Meski semua situs candi ini bisa kita jangkau dengan berjalan kaki, tapi ada baiknya jika kita menyewa sepeda atau ikut kereta wisata yang rutenya mengelilingi seluruh komplek Prambanan. Selain situs candi-candi tersebut, terdapat pula area permainan dan museum yang memajang koleksi arca, foto-foto candi dari berbagai masa, dan juga film mengenai Candi Prambanan.

Situs Candi Shiwa

Arca Shiwa dan relief di Situs Candi Shiwa

Situs Candi Sewu

Jika membeli tiket untuk tur ke Candi Ratu Boko, shuttle bus akan menjemput para pengunjung di area sekitar pintu masuk komplek. Perjalanan ke Candi Ratu Boko akan ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit melewati jalanan kampung dengan pemandangan sawah padi yang masih hijau. Sesampainya di atas bukit Boko, pemandangan ke aah utara akan dihiasi dengan hamparan hijau sawah, rumah-rumah penduduk, gunung merapi, dan Candi Prambanan yang tampak seperti kerucut berwarna kehitaman.

Candi Ratu Boko adalah situs bangunan peninggalan Kerajaan Boko, sehingga dalam komplek ini terdapat beberapa sisa pondasi bangunan pendopo, keputren dan juga gua. Lokasi ini cantik banget buat foto-foto, terdapat hamparan luas rumput yang hijau dengan latar belakang gerbang candi, cerukan-cerukan yang berisi air di area keputren, dan susunan panggung batu yang merupakan sisa pondasi pendopo. Seperti halnya Candi Prambanan, Candi ratu Boko juga paling tepat dikunjungi pada saat matahari sedang teduh. Shuttle bus dari Candi Prambanan mulai beroperasi pada pukul 9 pagi dan berangkat terakhir dari Ratu Boko pada pukul 4 sore. 

Komplek Candi Ratu Boko
Kaos yang aku pakai sudah basah oleh keringat, kulitku sudah mulai keling, rambut sudah bau matahari, kaki sudah mulai pegel buat jalan, dan perut sudah mulai keroncongan, saatnya kembali ke Candi Prambanan dengan Shuttle bus dan kembali ke arah kota untuk encari makan siang dan melanjutkan #jogjahore :D .


#jogjahore #1

Barang bawaan sudah tersimpan di lemari, keringat dan debu-debu sudah dibersihkan dari badan, mari mulai menikmati malamnya Jogja. Malam pertama di Jogja akuawali dengan mengisi energi dengan makanan Thailand di Warung Phuket. Sesuai rekomendasi dari temen, menu makan malam yang aku pesan nasi putih ditemani Ayam Goreng Saos Bangkok dan tumis Sawi Sendok Ikan Asin, untuk minumnya gak jadi pesen Kratingdaeng Leci karena tenggorokan lagi gak fit. Sepaket makanan yang mengisi perut sampe hampir luber ini total cuman dihargai 36 ribu saja.


Dengan diantar Taxi berbodi Avanza tujuan berikutnya adalah menyambangi Malioboro. Turun di pangkal jalan Malioboro, aku menyusuri jalanan sisi kanan yang riuh dengan toko dan penjual batik, kerajinan,serta bermacam turis dan warga lokal yang membaur. Keramaian jalan Malioboro masih ditambah dengan penampilan grup alat musik tradisional yang melantunkan lagu-lagu jawa berirama rancak dan juga penampilan kelompok penari jalanan yang tampak dikerumuni para penontonnya.


Jalan-jalan malam itu aku akhiri dengan duduk di sekitaran perempatan Kantor Pos menyaksikan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai komunitas anak-anak muda dan juga memperhatikan para pengguna jalan yang berhenti saat lampu merah menyala.


pagi di jogja

Pagi tadi disapa dengan langit pagi jogja yang semburat berwarna jingga cantik. Happy weekend people :D



Pagi ini

Bangun pagi-pagi itu nyenengin ya, udah lama kyaknya aku gak pernah bangun pagi-pagi banget. Hari ini jam 4 aku udah bangun, dengan mood yang bagus karena besok aku mau brangkat ke Jogja, asyiiiik pulang ke Jawa. Abis sholat shubuh aku lanjut nyalain mesin cuci sambil twitteran, trus ngobrol lama sama tetangga. Sekitar jam 6 mulai jemurin cucian, trus ambil foto bunga kambojaku yang udah mekar dari semalem. Seneng, karena aku pikir kamboja ini gak akan bisa survive, karena beberapa bulan sebelumnya daunnya sempat meranggas sampai hampir habis gitu. 


Selesai foto-foto aku bikin sarapan, bikin salad pake buah melon, makaroni, wortel sama telur, trus dressingnya thousand island, gak matching sih, tapi biarin aja, toh abis juga. Temen minumnya jus terong belanda, susu kental manisku abis, jadi (eh, baru inget kalo masih ada yg kalengan, tapi belom dibuka)...jadi cuman ditambahin gula aja pas diblender, rasanya asem-manis. 


Karena bangunnya pagian, jadi masih ada waktu senggang, lanjut ambil foto bunga putri malu yang lagi mekar di deket bunga kamboja.Seneng kalo bisa sering-sering bangun pagi...badan dan mood lebih seger :)


nasib si koki

Ruangan kantorku rencananya akan dipasangin kamera cctv, sang teknisi minta agar akuariumku dipindahkan karena akan membuat kamera cctv merekam terus menerus karena gerakan ikan. Karena gak ada tempat baru yang pas untuk akuarium, aku memilih untuk menghibahkan akuarium itu ke teman kantor. Toh sebentar lagi aku juga udah pindah ke Jawa (aamiiin, aamiin). Ikan koki di akuarium yang tinggal seekor tidak sekalian aku hibahkan bersama akuarium, karena akan kupelihara di rumah. Kebetulan Powder sekarang hidup sendirian di jambangan, lipstik sudah mati sebulan lalu. Saat si ikan koki aku masukkan ke jambangan bersama powder, barulah aku sadar kalau ukuran mereka jauh berbeda. Karena ukuran tubuh yang lebih besar dan kemampuan berenang lebih cepat dan lincah, powder merasa dominan. si koki kecil dibully powder di jambangan itu. Powder menubruk si koki dari belakang tepat di pangkal ekornya, lalu dengan kasarnya powder mendorong si koki. Si koki yang lebih kecil dan berenang lamban jadi kecapekan. Melihat itu aku kembali memisahkan si koki dari powder. Tapi si koki belum punya rumah baru, dia masih aku tampung di dalam toples plastik kecil bekas kemasan astor. Semalam si koki telah mendapat rumah barunya, sebuah fishbowl mungil yang aku beli seharga 60rb yang aku letakkan di atas kulkas.

Bukit Bhayangkara / TVRI

Ada tempat baru untuk menikmati indahnya pemandangan Kota Jayapura di malam hari. Bukan baru sih sebenernya, aku aja yang baru tau. Orang-orang biasa menyebutnya dengan Bukit Bhayangkara atau bukit TVRI, karena tempat ini tak jauh dari lokasi Tower pemancar TVRI berada. Tempatnya berupa lapangan terbuka dengan pemandangan langsung ke arah Kota Jayapura. Dengan pemandangan yang cantik dan kondisi yang gelap-remang-remang, pastinya tempat ini jadi pilihan untuk tempat berpacaran. Meski tempat umum ada orang-orang yang meminta bayaran jika kita duduk-duduk di tempat ini, mereka menyebutnya uang kebersihan yang dipatok tarif sebesar Rp 10.000/orang. Sepertinya hampir tidak ada tempat indah yang gratis di Jayapura ini, semua dipasangi tarif oleh warga yang menunjuk diri mereka sebagai pengelola. Sebenernya jika masuk ke gang tepat di belokan tempat ini kita masih bisa melihat pemandangan Kota Jayapura yang sama dengan gratis, tepatnya dari bangunan rumah yang sedang dalam proses pengerjaan. Sayangnya bangunan ini sepertinya akan segera dihuni, jadi kesempatan itu dalam waktu dekat akan pergi.



klik utk lihat versi gedenya

panen melon


Sebenernya kalo dari penampakan fisik dan aromanya buah melon ini belum cukup tua untuk dipetik, tapi batang dan daun tumbuhannya sudah mulai layu. Saat aku belah memang belum cukup tua dan rasanya pun lebih cenderung hambar. Sebenarnya meski hambar buah melon ini bisa disisir dan ditambahin gula atau madu untuk dijadikan es melon, sayangnya tenggorokanku masih bermasalah.  Setelah aku belah buah melon ini hanya teronggok di dalam kulkas, menunggu tengorokanku sedikit sembuh sebelum disisir.



Sabtu pagi di Kayu Pulau

Meski weekend ini diawali dengan kekonyolan, tapi sabtu pagi kemaren aku cukup senang karena dapat memotret beberapa serangga. Saat menunggu perahu untuk menyeberang ke kampung kayu pulau, datanglah tiga orang pria dengan peralatan memancing, tak lama kemudian sebuah perahu datang. Ketika tiga orang itu naik ke perahu aku pun berinisiatif untuk ikut, tapi karna ragu aku pun bertanya kepada tukang perahu, apakah perahu ini akan menyeberang ke kayu pulau dan diiyakan olehnya. Saat perahu telah merapat di kampung kayu pulau aku tak segera beranjak dari tempat dudukku dan sedikit berbincang dengan seorang pemancing di perahu itu, karena aku berfikir bahwa perahu masih belum bersandar dengan sempurna. Sampai salah seorang pemancing itu naik ke dermaga, mengambil jurigen bensin, kemudian turun kembali ke kapal, aku pun masih duduk tenang di perahu. Baru saat perahu mulai mundur menjauh dari dermaga, aku sadar kalau perahu memang tidak berniat untuk berlabuh. Segera aku meminta kepada sang juru mudi untuk merapat dan menurunkanku di dermaga. Ternyata perahu ini adalah perahu yang disewa oleh para pemancing itu untuk mengantarkan mereka, bukan perahu yang biasa membawa penumpang untuk menyeberang ke Kampung Kayu Pulau. Anehnya para pemancing itu tanpa basa-basi menanyaiku dan membiarkan aku ikut diperahu rombongan mereka, mungkin mereka terlalu bingung dengan inisiatifku ikut dengan rombongan mereka :p 

Tak seperti saat terakhir kali aku mengunjungi Pulau ini, laut sedang pasang dan air yang dulu begitu jernih terlihat keruh. Karenanya aku langsung menuju ke arah tanjung dan mulai menaiki bukit, berharap melihat objek yang cukup menarik untuk aku foto. Selain dua ekor burung camar yang segera terbang saat aku mulai berjalan mendekat, tak ada yang spesial saat aku mulai menaiki bukit. Sekitar pukul 8 lebih aku kembali turun dan barulah aku melihat banyak serangga dan burung-burung kecil yang beraktifitas, dan inilah foto-fotonya





tidak hanya binatang-binatang itu yang menarik untuk difoto, beberapa tumbuhan juga terlihat cantik



speed of light


Akhirnya keturutan juga bikin foto traffic di depan UNCEN. Ditemenin sama Mas Alvaz (housemate-ku) sabtu malam kemaren kami foto-foto d pinggr jalan depan UNCEN. Biasa aja sih sebenernya traffc di situ, tapi di depan kampus UNCEN Abepura ini ada jembatan penyebrangan, jadi bisa untuk ambl foto dengan angle yang agak tinggi.


tolong dong kepalaku dpegangin, goyang-goyang mulu nih, blur deh fotonya






P.S : foto-fotonya diedit pake aplkasi Photoscape yang gampang banget makenya, bisa didonlod di sini


Kopi Phoenam


Sebagai AGJ (Anak Gawol Jayapura) rasanya pasti gak pantes kalo gak ngeksis di tempat2 yang lagi hapening di kota. Berhubung di Kotaraja, pas di samping dunkin donut lagi ada tempat ngopi baru yang masih soft opening, pastinya kami warga Jayapura yang haus akan hiburan ini wajib hukumnya untuk menyambangi. Sabtu sore menjelang isya' berkumpullah kami di Kopi Phoenam, kedai kopi yang sudah eksis sejak tahun 1946 dengan sajian khas kopi toraja dan bermacam snack pendampingnya.

yang kayak gini ngaku gawol?

Gak cuman kopi hitam yang disajikan, bagi para anak gawol yang gak suka kopi kayak aku, masih ada banyak kok menu yang lain. Ada kopi susu yang katanya andalan, teh tarik, berbagai macam jus dan tentunya ya bermacam modifikasi minuman kopi. Pilihan cemilan yang ditawarkan untuk menemani ngopi-ngopi cantik ada roti bakar dengan berbagai pilihan isian mulai dari yang manis kayak coklat sampai yang gurih kayak tuna dan cornet, roti goreng dengan berbagai isian, juga pisang goreng. Makanan berat juga disediakan di menu, tapi karena masih soft opening mereka belum ready.

pisang goreng dan telur setengah matang (?)

Tempatnya sendiri sih menurut kami kurang cozy, kalo dibandingin sama kedai kopi yang udah duluan ada di Jayapura macam Excelso atau Dante, tapi harganya emang gak semahal kedua tempat tadi, jadi wajarlah ya. Dan selama soft opening sejak tanggal 8 Februari kemarin sampai nanti tanggal 15 Februari billingnya sih masih dapat diskon promosi, tapi gak tau pasti berapa persen, maklum kemaren dibayarin bang yudhi :P. Karena tempatnya deket sama kontrakanku, kayaknya laen kali bisa nyobain lagi mampir ke sini, kemarin belum sempet nyoba es teh tariknya yang kata temen lumayan enak.

di tengah keramaianpun masih sempet ada yang galau rupanya :D

girl in red

Tujuan utamanya sih pengen nonton aksi liong dan barongsai di acara pentas budaya tionghoa, tapi malah gak dapat spot yg pas untuk ngliat pertunjukan utama yang digelar di Katedral Jayapura minggu siang kemaren. Untungnya masih ada gadis-gadis lucu ini yang bikin senyum-senyum sendiri ngliat tingkahnya.

photo of stranger


Foto ini diambil sabtu sore kemarin di ladang sayuran di sekitar Teluk Yoteva. Ini pertama kalinya aku meminta orang yang benar-benar asing untuk aku foto. Hanya dua foto potrait yang berhasil aku ambil, selebihnya ibu petani sayur ini aku foto dari jarak yang cukup jauh. Karena terlalu terburu-buru dan canggung, aku lupa menanyakan nama dan hal personal lainnya pada ibu ini.

Hal yang aku pelajari dari pengalaman kemarin adalah :
1. Selalu meminta izin sebelum mengambil foto, agar mereka tidak merasa terganggu dengan keberadaanku.
2. Pastikan aku sudah mempunyai bayangan komposisi dan parameter teknis foto yg akan aku ambil , sebelum meminta izin untuk mengambil foto. Karena kadang mereka hanya bersedia meluangkan sedikit waktunya untuk difoto.
3. Gunakan waktu dg efektif, ambil foto secepat dan sesedikit mungkin.
4. Tanyakan nama atau hal personal mengenai mereka.
5. Banyak senyum, dan berterima kasih.