Sebelum tinggal di Jayapura, aku belum pernah merasakan suasana perayaan
 Natal yang meriah dan begitu gempita. Di Jayapura, sejak awal Desember 
suasana Natal sudah mulai terasa, pusat-pusat pertokoan mulai memasang 
berbagai atribut hiasan Natal dan mulai memajang dagangan pernak-pernik 
Natal dan Pohon-pohon Natal yang heboh berkerlap-kerlip cantik. Warga 
Jayapura pun punya tradisi tersendiri dalam menyambut Natal, tidak hanya 
dengan menghias rumah dengan pernik khas Natal dan memajang Pohon Natal,
menyalakan kembang api dan petasan di malam hari, tetapi juga dengan membuat Pondok Natal. Pondok Natal biasanya dibangun
 di ujung gang oleh para warga sekitar. Meskipun tiap Pondok Natal 
memiliki kesamaan dalam penggunaan material jerami, tiang-tiang kayu dan
 Pohon Natal, tetapi berbagai kreasi dan kreatifitas menjadi pembeda 
satu sama lain. Tak hanya hiasan lampu beraneka warna yang semarak di 
malam hari, Pondok Natal juga biasanya dilengkapi sound sistem yang akan
 mengumandangkan lagu-lagu Natal hampir sepanjang hari. Tidak hanya 
sebagai penyemarak Natal, tahun ini diadakan juga perlombaan Pondok 
Natal yang digelar oleh pasangan kandidat Gubernur dan Wagub Papua Tahun
 2012, Lukas Enembe dan Klemen Tinal sebagai bentuk kampanye.
Natal di Jayapura tidak hanya dimeriahkan dengan hadirnya Pondok Natal di setiap sudut jalan, pada hari sabtu dan mingggu di jalanan kita sesekali akan bertemu dengan rombongan pengendara kendaraan dengan pakaian serba merah dan memakai topi santa klaus yang sedang berpawai. Dalam Pawai Natal tersebut biasanya akan ada mobil bak terbuka yang ditumpangi oleh Santa Klaus, peri-peri cantik dan Pit Hitam. Rombongan ini berpawai dan mampir ke beberapa rumah untuk memberikan kado Natal untuk anak-anak penghuninya, tapi tentu saja mereka mampir karena permintaan dari orang tua sang anak.


2 comments:
POndok Natalnya itu lucu2 deh....
wah,,, riindu plang nih,,,
Post a Comment