Liburan weekend yang cukup panjang kemarin aku habiskan dengan mampir ke Biak, salah satu kabupaten di Papua yang terletak dibagian utara. Bersama dengan dua teman kantor, kami berencana mengunjungi tempat wisata di sekitar kota Biak. Kamis, 17 Mei, aku dan Richard berangkat dari Makassar dengan Garuda yang terbang pukul satu dini hari, dan tiba di Biak pada pukul 5.30 WIT, sementara Andre berangkat dari Jayapura dengan Merpati sore dan tiba di Biak pada pukul lima sore.
Bandara Frans Kaisiepo |
Dengan menggunakan ojek bertarif 10rb/orang (bisa ditawar), aku dan Richard langsung menuju Nirmala Hotel yang ada di pusat kota, perjalanan dari bandara ke kota ditempuh tak sampai sepuluh menit. Sebelumnya kami telah memesan dua kamar di penginapan ini, karena tersedia extra bed, kami hanya mengambil satu kamar yang untungnya sudah bisa kami masukin pagi itu juga. Tarif menginap dihitung per orang, satu kamar yang digunakan oleh dua orang dikenakan tarif 400rb, dengan extra bed tarif yang dikenakan 545rb/malam termasuk tiga kali makan. Sarapan berupa roti bakar dan teh/kopi diantarkan ke kamar, makan siang dan makan malam disediakan menu masakan rumah yg rasanya lumayan enak di dining room.
Setelah melanjutkan tidur yang tertunda, dan makan siang, sekitar pukul 11.30 aku dan Richard mulai berkeliling kota dengan motor pinjaman dari resepsionis hotel yang baik hati, mbak Aisah. Kami bersepeda motor ke arah timur, melewati Dermaga Mokmer menuju Pantai Bosnik. Dengan petunjuk arah dari para penduduk lokal yang lebih ramah dari warga Jayapura, kami berhasil sampai ke Pantai Bosnik yang ternyata jaraknya cukup dekat, sekitar 45 menit perjalanan dari kota. Sepanjang perjalanan itu kami melewati beberapa tempat wisata lainnya, yaitu Pantai Parai dan Monumen Perang Dunia II, serta Taman Burung. Kami hanya melihat-lihat tak sempat singgah sejenak untuk menikmati tempat-tempat itu, karena kami harus mengembalikan motor kepada mbak Aisah sebelum pukul empat sore.
Dermaga Mokmer |
Sebelum kembali ke kota kami sempat bertanya kepada pemilik kapal jonson (perahu motor) mengenai tarif sewa perahu untuk menyeberang ke pulau-pulau kecil disekitar Dermaga Bosnik. Untuk menyeberang ke pulau terdekat, Pulau Owi, dipasang tarif sebesar 300rb pp, sedangkan untuk ke Pulau Undi yang termasuk dalam gugusan Kepulauan Padaido dikenakan tarif 450rb pp. Informasi mengenai Pulau Owi kami dapat dari artikel di detik travel, sedangkan Pulau Undi yang ternyata terkenal sebagai tempat diving kami tau dari bapak pemilik perahu.
Meski kami belum memutuskan akan menyeberang ke pulau mana, tapi malam itu kami menyempatkan membeli perbekalan di Supermarket Hadi, yang ternyata tak kalah (atau malah lebih) lengkap dari supermarket di Jayapura. Dengan lokasi penginapan yang berada di pusat kota, cukup dengan berjalan kaki kami bisa berkeliling Kota Biak yang tak luas namun cukup rapi.
4 comments:
kentang nih... *hihihi
*untung udah keluar chapter 2 nya
*meluncur dgn sepatu roda
@dansapar : jiaaaaaah olga banget pake sepatu roda
Aaak! Ada ya yang namanya pulau Owi.. Hehe.. kamu dalam rangka apa ke Biak? Baru dari Makassar langsung bisa ciao ke sini. Huks.. iri jemari..
PS: Hotelnya cukup mahal ya untuk ukuran bukan hotel lux..
@titiw : dalam rangka jalan mengisi liburan kak, karna blom pernah k sini juga sik. ehm, untuk ukuran dah dpt makan skalian lumayan sik, ini papua kak, papua! semua mahal!
Post a Comment