Theme Preview Rss

Menjadi Turis di Malang



Weekend kemaren aku dan dua orang temenku, toni dan deshti, menjadi turis di malang. Aku memang tinggal di malang, tapi mengunjungi kota malang dengan berpura-pura menjadi turis dari luar kota tentu beda rasanya :)

Sebenarnya yang pengen banget maen ke malang sih si toni, karena aku gak ada kegiatan aku ikut juga nemenin maen. Hari sabtu jam 9 pagi kami janjian bertemu di terminal bungurasih Surabaya. Situasi terminal sangat ramai, bahkan untuk mencari parkiran motor pun menjadi susah, dan begitu dapat tarifnya sudah dinaikkan berkali lipat, harga normal yang cuma 5 ribu/hari berlipat menjadi 20 ribu! dalih si tukang parkir sih, karena hari itu adalah Maulid Nabi, tarif khusus karena banyak yang bepergian dan mencari parkiran. sekitar jam 9.15 kami berangkat naik bis patas dari terminal Purabaya (Bungurasih) menuju terminal Arjosari, Malang. Perjalanan Surabaya - Malang yang umumnya hanya ditempuh dalam waktu 2 jam, kali ini kami tempuh selama 5 jam! Jalanan ke arah malang memang selslu padat ketika weekend, tapi kepadatan kali ini lebih dari biasanya, sepertinya liburan sekolah yang hampir berakhir ikut berpengaruh pada padatnya lalu lintas.

Sekitar jam setengah dua kami tiba di Terminal Arjosari, aku sempat bertemu dengan adekku yang akan pergi ke Jakarta dengan menggunakan bis. Bisnya pun tak bisa datang tepat waktu karena terjebak macet, tapi ada baiknya juga bisnya telat, jadi aku masih sempet bertemu dengan adekku yg akan ke Jakarta untuk mengurus proses pendaftaran kerja.

Setelah sholat di mushola terminal, kami langsung mengisi perut kosong kami dengan bakso yang gerobaknya mangkal di dekat mushola, alhamdulillah bakso di malang ini biarpun dijual di gerobak rasanya tetep aja sedap :). Kelar makan, perjalanan kami lanjutkan dengan naik angkot menuju kota, kami pilih naik angkot AL karena angkot ini melewati Balaikota. Sebenarnya kami belom punya tujuan pasti, penginapan saja kami belum dapat, sebelumnya aku sudah mencoba browsing referensi penginapan murah di Kota Malang, dan Splendid Inn yang lokasinya di dekat Balaikota adalah salah satu opsi yang paling oke. Sayangnya dari website booking hotel sudah tak ada kamar tersedia di Splendid Inn, tapi kami mau mencoba gambling datang langsung, jika memang sudah tak ada barulah kami cari penginapan lain yang berlokasi di sekitar alun-alun kota.

alun-alun bunder di depan balikota
Sesampainya di Splendid Inn yang terletak pas di samping Hotel Tugu, alhamdulillah ternyata masih ada kamar yang tersedia. ada 3 tipe kamar yang mereka tawarkan, Suite (300 ribu), Standar A (280 ribu) dan Standar B (260 ribu), kami memilih standar B yang tanpa AC, ditambah dengan extra bed seharga 75 ribu. Hotel dengan bangunan lama ini cukup bersih, dan jadi pilihan para turis asing yang berbudget rendah karena lokasinya yang strategis, dekat dengan balaikota, alun-alun bundar, pasar bungan dan hewan splendid, dan tak jauh dari alun-alun pusat kota. Setelah diantar ke kamar kami, receptionist yang merangkap bell boy menawari kami pilihan minuman hangat sebagai wecome drink, bisa teh atau kopi. Kami semua memilih kopi, dan ketika minuman telah diantar, yang datang tak hanya kopi, tapi ada juga susu kental manis dan 3 iris cake.



Kegiatan pertama yang kami lakukan di hotel adalah tidur-tiduran, setelah perjalanan yang lumayan panjang, meluruskan tubuh dengan rebahan di kasur sungguh terasa nikmat, cuaca malang yang sejuk makin menambah nikmatnya rebahan sore kami. Sekitar pukul 5 kami baru keluar dari hotel, kami berjalan ke arah alun-alun kota untuk menghabiskan sore, tentunya sebagai turis dari luar kota kami tak lupa berfoto di beberapa tempat yang kami anggap menarik. Salah satunya di jembatan penyebrangan dengan background gereja katedral.


Alun-alun kotaa cukup ramai di saat sore, khususnya saat weekend. Banyak keluarga yang menghabiskan waktu untuk menikmati sore di alun-alun dengan duduk-duduk, berbelanja, makan dan menonton topeng monyet. Kami berkeliling alun-alun sambil makan tahu petis hingga matahari tenggelam.



Dari alun-alun kami berjalan ke arah timur, ke jalan MGR Sugiyopranoto (xixixi aku baru tau nama jalannya setelah buka google map), kami mampir makan di Martabak Agung yang berada di ruko samping toko buku siswa. Niat kami untuk memesan martabak terurungkan, karena saat itu martabaknya habis dan baru ada lagi sekitar jam setengah tujuh malam. Kami memesan Nasi Mandhi kambing yang dibuat dari beras brasmathi, dan semur ayam yang cukup enak tapi hanya berisi 4 iris daging ayam. 


Dengan berjalan kaki kami kembali ke arah alun-alun bundar, suasanan di alun-alun bundar tak kalah ramai dengan alun-alun kota, banyak keluarga dan pasangan yang bermalam minggu di tempat ini. Kami hanya duduk-duduk mengobrol di tempat ini, sambil menunggu agar perut kami siap kembali untuk diisi.


Sekitar pukul delapan kami bergegas menuju Java Dancer Coffee yang terletak di halaman Hotel Kartika Kusuma, cukup dengan berjalan kaki sekitar 50 meter dari alun-alun bunder kami sudah sampai. Seperti biasanya, kafe ini cukup ramai, untungnya kami masih kebagian tempat duduk meskibun di bagian serambi. Selain kopinya, menu favorit di kafe ini adalah pizza italia, pizza tipis renyah dengan cocolan saos tomat yang khas.


 Karena tak ingin segera kembali ke penginapan, kami melanjutkan jalan-jalan (literally) ke MOG, lumayan juga berjalan sejauh 1,5 km dari JDC ke MOG untuk berkaraoke di Inul Vista, ya, memang kami cukup nista, ke luar kota pun masih saja menyempatkan untuk berkaraoke ria. Hari telah berganti saat kami meninggalkan tempat karaoke, pun kami kembali berjalan pulang ke penginapan, apa daya sudah tak ada lagi angkutan umum yang beroperasi pada dini hari.

Saat bangun pagi, badan sebenarnya sudah terasa kurang fit, tapi semangat untuk berlari pagi di kota malang terasa lebih bergelora. Saat yang lain masih terlelap tidur aku berlari pagi di jalanan yang cukup sepi dan menempuh sekitar 3 km. Saat lari memang badanku terasa lebih segar, tapi lari pagi yang aku paksakan meski badanku tak fit ini berbuah sesal kemudian.

Rencana untuk mengunjungi pasar pagi di sekitar stadion Gajayana yang hanya digelar di hari minggu kami batalkan. Kami lebih memilih tidur-tiduran memakai selimut sambil nonton tv di kamar. Acara tidur-tiduran kami disela dengan sarapan pagi, penginapan kami menyediakan 2 pilihan menu sarapan, nasi goreng dan roti bakar. Sarapan tak langsung tersedia di ruang makan, tapi tamu hotel harus pesan dulu di meja kasir, kemudian sarapan sesuai pesanan akan diantar ke meja. kami memesan nasi goreng dan roti bakar, dan dua-duanya rasanya cukup lumayan, cukup pedas untuk nasi gorengnya. Tak hanya pesanan kami saja yang datang, mereka juga memberi jus tomat dan buah pisang untuk sarapan.


Tepat jam 10 pagi, kami baru beranjak keluar dari hotel. Kami mengunjungi Pasar Splendid, Pasar bunga dan hewan peliharaan yang berada tak jauh dari belakang hotel. Pasar Splendid selalu ramai pengunjung, tak hanya para pembeli, tetapi banyak juga orang yang datang sekedar untk melihat-lihat berbagai tanaman hias dan hewan peliharaan yang diperjual-belikan. Hanya sebentar kami mengelilingi Pasar Splendid, kami melanjutkan langkah kami dengan gontai ke jalan semeru. Tujuan kami adalah untuk mengunjungi Warung Bakso Pak Toha untuk makan siang, sayang pada saat kami datang warungnya masih tutup. Tepat di seberang warung bakso ini ada supermarket makanan impor lai-lai, di dalamnya terdapat sebuah cafe, Illy Cafe, yang menunya cukup enak dan murah, di situlah akhirnya kami makan siang. Illy cafe menjadi destinasi terakhir kami berwisata di Kota Malang, jam 12 siang kami sudah checkout dari hotel dan melakukan perjalan pulang ke Surabaya. Meski aku telah lama tinggal di malang, tapi menikmatinya dari sudut pandang berbeda, sebagai turis, memberikan kesan tersendiri, well....see you Malang, nanti-nanti kami akan kembali datang.


*padahal tiap 2 minggu sekali pasti balik ke malang juga :p


 

0 comments:

Post a Comment