Theme Preview Rss

WarNus


Kamu hobi sama makanan pedas? kamu suka banget sama ikan? kamu doyan sama lalapan? kalo iya, berarti kamu wajib nyoba Mujair Bakar Warnus. Sambalnya mantab! racikan cabe rawit, bawang dan jahe yang digerus kasar lalu disiram minyak panas membuat sambel Warung Nusantara Juara. Ikan Mujair bakarnya pas, kulitnya beraroma khas bumbu bakar dan dagingnya masih "moist" kalo kata Pak Bondan. Jika kamu pecinta sambal, kamu bisa memilih sambal yang disiramkan langsung ke Ikan Mujair bakar, yang pastinya akan membuat rasa ikannya makin hot. Dihidangkan dengan daun ubi dan kacang panjang rebus serta irisan kubis dan mentimun, Mujair bakar ini cocok banget disantap dengan nasi putih panas. Menu yang bikin ngiler ini sayangnya dibanderol rada mahal, seporsi Mujair Bakar lengkap dengan nasi dihargai Rp55.000, rata-rata mujair bakar yang dijual di warung lainnya hanya dihargai 25rb-35rb. Selain Mujair Bakar Warung Nusantara di APO (samping Mal Jayapura) ini juga menyediakan menu Mujair Goreng (dibelah dan digoreng kering) dan ayam goreng. Cabang Warung Nusantara juga sudah buka di pertigaan jalan menuju Pasar Lama Sentani sejak 2010 lalu. Jadi, jika kamu mampir ke Jayapura, jangan lupa ya mampir ke Warnus dan mencoba menu Mujair Bakarnya yang Juara!!!

Natal di Jayapura


Sebelum tinggal di Jayapura, aku belum pernah merasakan suasana perayaan Natal yang meriah dan begitu gempita. Di Jayapura, sejak awal Desember suasana Natal sudah mulai terasa, pusat-pusat pertokoan mulai memasang berbagai atribut hiasan Natal dan mulai memajang dagangan pernak-pernik Natal dan Pohon-pohon Natal yang heboh berkerlap-kerlip cantik. Warga Jayapura pun punya tradisi tersendiri dalam menyambut Natal, tidak hanya dengan menghias rumah dengan pernik khas Natal dan memajang Pohon Natal, menyalakan kembang api dan petasan di malam hari, tetapi juga dengan membuat Pondok Natal. Pondok Natal biasanya dibangun di ujung gang oleh para warga sekitar. Meskipun tiap Pondok Natal memiliki kesamaan dalam penggunaan material jerami, tiang-tiang kayu dan Pohon Natal, tetapi berbagai kreasi dan kreatifitas menjadi pembeda satu sama lain. Tak hanya hiasan lampu beraneka warna yang semarak di malam hari, Pondok Natal juga biasanya dilengkapi sound sistem yang akan mengumandangkan lagu-lagu Natal hampir sepanjang hari. Tidak hanya sebagai penyemarak Natal, tahun ini diadakan juga perlombaan Pondok Natal yang digelar oleh pasangan kandidat Gubernur dan Wagub Papua Tahun 2012, Lukas Enembe dan Klemen Tinal sebagai bentuk kampanye.


Natal di Jayapura tidak hanya dimeriahkan dengan hadirnya Pondok Natal di setiap sudut jalan, pada hari sabtu dan mingggu di jalanan kita sesekali akan bertemu dengan rombongan pengendara kendaraan dengan pakaian serba merah dan memakai topi santa klaus yang sedang berpawai. Dalam Pawai Natal tersebut biasanya akan ada mobil bak terbuka yang ditumpangi oleh Santa Klaus, peri-peri cantik dan Pit Hitam. Rombongan ini berpawai dan mampir ke beberapa rumah untuk memberikan kado Natal untuk anak-anak penghuninya, tapi tentu saja mereka mampir karena permintaan dari orang tua sang anak.



Nasi Tumis Ayam Jamur

Setelah beberapa hari sendiri di kontrakan dan sering makan di luar (dan rumah teman), pagi ini aku maksa buat masak dengan bahan-bahan yang tersisa di kulkas. Resep yang dipakai sebenarnya resep sapo tahu, karena sepertinya tidak cocok untuk sarapan jadinya dimasak tanpa kuah dan jadi semacam tumis.


yang ditunggu setelah seminggu


Akhirnya....kamera yang aku tunggu-tunggu datang juga. Setelah sekian lama menunggu, setelah sekian malam hadir di mimpi-mimpiku (hihihihi), akhirnya siang tadi Canon EOS 550D dengan lensa kit EFS18-135mm IS sampai juga di pelukan. Mungkin bukan pilihan kamera yang paling tepat, tapi inilah kamera SLR pertamaku, kamera yang akan menemaniku belajar photografi di hari sabtu dan minggu.

P.S. hasil cekrekan pertama blur, padahal dalam mode auto *sigh* banyak yg mesti dipelajari


Libur Natal

Selama liburan Natal yang cukup panjang ini, bareng dengan beberapa teman kantor yang gak pulang kampung, kami mengunjungi teman-teman yang merayakan Natal. Liburan Natal selama 5 hari di Papua akan sangat membosankan kalau hanya dihabiskan di kontrakan saja, untung beberapa temen kantor yang merayakan Natal berbaik hati mengundang kami uuntuk berkunjung. Maklum orang-orang perantauan, jadi kesempatan buat dapat makan siang gratis gak akan kami sia-siakan. Gak hanya berkunjung ke rumah teman-teman, kami juga menyempatkan mampir main ke Pantai Pasir II pagi tadi.



merry x'mas

* Selamat Natal *
Maaf ya gogo, maaf ya phanie, natal kali ini aku gak ngirim kartu ucapan, ini aja cukup ya :)
Selamat Natal juga ya buat Rere, Stephie dan Edison



kisah kue pagi ini


Harusnya kue-kue basah seribuan ini gak cuman terpajang di piring pagi ini. Tapi terbungkus dalam kresek dan mungkin sudah termakan sebagian. Harusnya sih kue-kue ini dibeli untuk bekal jalan-jalan ke kampwalker, dimakan sambil duduk-duduk di batu besar yang ada di pinggir kolam berisi air yang bening dan sejuk. Tapi rencana sih tinggal rencana. Belum juga mulai mendaki ke mata air intake PDAM, beberapa ekor anjing sialan sudah siap menghadang, menggonggong mengejar kami yang masih mengendarai motor. Begitu berhasil menghindari anjing-anjing itu dengan jalan memutar, gerimis mulai turun. ehm...mungkin memang bukan saat yang tepat untuk berkunjung ke tempat yang katanya rawan palak itu, belum sekarang.

xoxoxo


Mungkin karena terbawa semangat nantal yang mulai begitu terasa di Jayapura, kamis malem kemaren, setelah makan aku tiba-tiba kepikiran buat bikin tokoh santa klaus dari clay. Karena merasa rada abstrak kalau cuman dibayangin, aku coba coret-coret sketsanya dulu di kertas.

Dari sketsa ini aku mulai mewarnai clay yang mau dipake dengan cat minyak. Kayaknya sih gamapang pas ngebayangin, tapi ternyata mainan bikin tokoh-tokohan pakai clay gak segampang kalau pakai lilin mainan. Aku masih belom menguasai tehniknya, jadi hasilnya gak bisa halus, banyak keriput dan gak sesuai dengan sketsa.



morning hello

Selamat Pagi, bangun tidur disuguhi pemandangan kayak gini, bikin damai. Aku rada telat sih bangunnya, jadi gak dapat momen sunrise-nya. Ini bukan pemandangan dari jendela kontrakanku, bukan, ini pemandangan dari jendela kamar yang menghadap laut di lantai 3 Swiss-belhotel Jayapura. Memang sengaja sebelum tidur tirai jendela kamar dibiarkan terbuka, jadi begitu bangun langsung bisa melihat terobosan sinar mentari.

tikus pergi, torenia kembali

setelah berhasil menangkap dan membunuh dua ekor tikus hari minggu kemarin, aku mulai menyemai lagi bibit torenia. Sebelumnya semaian bungaku sering dirusak oleh tikus-tikus yang kelaparan. Semoga tidak ada lagi tikus-tikus yang berani berkeliaran di halaman belakang kontrakanku, karena mereka akan berhadapan dengan jebakan dan racun tikus yang siap membuat nyawa mereka melayang! *hahahahhaha






nongko

Pulang dari pasar tadi pagi selain membawa bungkusan isi ikan, ada bungkusan lagi yang berisi buah nangka. Ini pertama kalinya aku beli nangka di Jayapura, setelah sekian tahun tinggal di sini :D. Saat mengupas nangka tiba-tiba kepikiran tentang betapa spesifiknya bahasa jawa dalam menyebut bagian-bagian dari buah nangka. Gambar di atas, dalam bahasa jawa disebut "rong nyamplung nongko", yang artinya "dua (bulir) buah nangka". Jadi satuan buah nangka yg terdiri dari daging buah dan bijinya dalam bahasa jawa disebut "nyamplung'. Sedangkan untuk bagian buah nangka yang berbentuk helaian berwarna putih yang memisahkan "nyamplung" satu dengan lainnya disebut "dami". Biji buah nangka, dalam bahasa jawa juga memiliki nama tersendiri, disebut dengan "beton".
Itu baru isi buah nangka, nangka sendiri sebelum matang dan siap dikonsumsi sebagai buah, nangka memiliki berbagai nama. Bunga nangka jantan disebut "babal", biasanya dikonsumsi sebagai campuran rujak bebeg (rujak tumbuk). Setelah sedikit besar, seukuran kepalan tangan, sebutannya berubah menjadi "gori". Saat makin besar dan siap dimasak untuk sayur, disebut "tewel". Baru kemudian setelah matang dan siap dikonsumsi sebagai buah, baru bisa disebut sebagai "nangka". Hanya buah nangka, tapi bahasa jawa punya berbagai sebutan untuknya.

P.S. ini link untuk daftar nama-nama daun dan bunga dalam bahasa jawa

kakap saos asam manis

Menu ini aku buat berdasarkan resep ikan saos asam manis dari mbak atli. Daging ikannya aku pakai ikan kakap yang aku beli tadi pagi di Pasar Youteva seharga 30rb. Sayangnya persediaan tepung maizenaku menipis, jadi untuk tepung baluran ikan aku campur dengan tepung sagu.

baby shark

Sedih ngeliatnya, anak-anak hiu yang masih begitu kecil terkapar kaku dijajakan di perahu nelayan di sekitar jembatan cinta pantai carnaval ancol. Dijual dengan harga 15 ribu untuk tiap dua ekor, hiu-hiu ini dikonsumsi sebagai obat kuat. Dengan tingkat perkembangbiakan hiu yang rendah dan lama, entah sampai berapa lama kita bisa melihat hiu bertahan di bumi ini :(


Dermaga 23 Marina Ancol


Dari deretan dermaga yang ada di Marina Ancol, dermaga nomor 23 ini tampak berbeda dari yang lain. Sementara dermaga 1 sampai 22 telah memiliki gerbang semen, dermaga 23 ini masih menggunakan gerbang kayu dengan warna cat terang biru kehijauan. Kulit kambing yang dikeringkan terpasang pada gerbang dermaga 23 ini, jajaran umbul-umbul dengan motif papan catur juga terpasang di sepanjang jalan dermaga. Entah misteri mistis apa yang ada di balik pemasangan simbol-simbol tersebut....*jeng-jeng....
Marina Ancol adalah dermaga kapal pesiar bergaya kosmopolitan yang pertama di Indonesia dan merupakan satu-satunya marina terlengkap di Indonesia. Dan sekaligus sebagai pusat dermaga wisata bahari ke Kepulauan Seribu. Marina terletak di dalam kompleks Taman Impian Jaya Ancol. - Wikipedia

Senja di Pantai Ancol

Ini foto yang aku ambil kemarin malam di Pantai Ancol, tepat samping Hotel Mercure. Gak sengaja banget dapet foto kilatnya, pas ngambil foto pake long exposureeh ada kilat dan pas dilihat hasilnya ternyata kilatnya ikut kepotret. Foto ini diambil pake kamera pocket Panasonic Lumix TF2 dengan proses editing lighting ACDsee buat bikin lebih dramatis :p

Mampir ke Seaworld Ancol

Sekitar sepuluh tahun yang lalu, jaman tanteku masih kuliah dulu, aku udah pengen banget bisa maen ke Seaworld, aku mupeng banget ngelihat foto-foto tanteku dengan background akuarium yang isinya ikan-ikan raksasa. Pengennya udah sejak masih smp, tapi kesampaian maen ke Seaworld baru selasa kemaren. 
Dengan make jasa ojek aku dianter dari Hotel Mercure ke Seaworld dengan tarif 10rb. Tiket masuk Seaworldnya 50rb per orang. Sebelum masuk udah excited, tapi begitu melewati pintu pemeriksaan tiket, kok...Ternyata eh ternyata, Seaworld ini cuman seipirit yah luasnya. Koleki ikannya sih banyak, mulai dari koleksi ikan air tawar dan air laut sampai  mamalia laut macam dugong dan reptil macam penyu dan buaya. Tapi kok koleksinya yang banyak itu gak mampu ya memuaskan penasaranku.
Pengennya udah dari kecil, tapi begitu kesampean maen kok, ternyata isinya gak sesuai harapan. Kecewa...gak juga sih, ya namanya obyek wisata Indonesia, palingan juga perawatannya cuman dilakuin pas awal-awal buka, makin hari makin gak dirawat terus akhirnya terabaikan deh. Sayang banget loh, koleksi biota air tawar dan laut yang beraneka dan harusnya lucu-lucu tapi malah sebagian jadi kelihatan meyedihkan.

atraksi memberi makan dugong

anak-anak TK yang menyentuh penyu di kolam sentuh

arapaima gigas dan koleksi ikan raksasa air tawar dari Sungai Amazon

ikan dalam akurium yang dimiringkan

lion fish

parni, si pari raksasa yang dulu menghuni akurium utama

atraksi memberi makan di kolam utama

foto wajib di terowongan dalam akurium utama :p


Mercure Ancol

Beberapa hari ini aku ada acara kantor dan nginep di hotel Mercure Ancol. Kesan pertama, hotelnya tua, layout kamarnya juga biasa, dan kamar mandinya sempit, lebih suka sama layout kamar hotel ibis malahan, walaupun kecil. Makanannya rasanya gak nampol, jenisnya juga gak banyak. Lokasinya yang jauh dari pusat kota bikin susah buat main dan pas masuk area ancol pake taxi masih kena charge taxi 10rb dan orang 15rb, malesin banget. Dengan tarif room lebih murah, kamar yang lebih nyaman, makanan yang lebih enak dan berlimpah, aku lebih prefer buat nginep di hotel Santika di K.S. Tubun.